Yogyakarta, seputarjogja.id – BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (Jakarta TCWC) mendeteksi adanya pusat tekanan rendah di wilayah perairan sebelah selatan Nusa Tenggara yang dapat berpotensi menjadi bibit siklon tropis, Selasa (23/2). Berdasarkan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer, Rabu (24/2) pukul 13.00 WIB, pusat tekanan rendah tersebut telah menjadi bibit siklon tropis dengan inisial 98S.
Bibit Siklon 98S terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur dengan posisi di sekitar 13.7 derajat Lintang Selatan (LS) – 116.3 derajat Bujur Timur (BT) atau sekitar 625 km dari lepas pantai Jawa Timur.
Keberadaan bibit siklon tersebut cukup signifikan berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatera Selatan-Jawa-Nusa Tenggara dan secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Selain itu dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.
“Di wilayah Jawa khususnya DIY dan secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, selain itu dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Sleman BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, dalam keterangannya, Rabu 24 Februari 2021.
“Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal, memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY,” lanjutnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG Stasiun Klimatologi Sleman memprakirakan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah DIY pada tanggal 25-27 Februari 2021, antara lain di wilayah:
Sleman (Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Kalasan, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Berbah, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Moyudan, Prambanan)
Kulon Progo (Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang, Sentolo, Pengasih, Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap)
Kota Yogyakarta (Umbulharjo, Kotagede, Mergangsan, Pakualaman, Gondokusuman, Danurejan, Gondomanan, Kraton, Gedongtengen, Ngampilan, Wirobrajan, Tegalrejo, Jetis, Mantrijeron)
Bantul (Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Banguntapan, Piyungan, Imogiri, Dlingo, Pundong, Pandak, Bambanglipuro)
Gunungkidul (Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin, Patuk, Playen, Paliyan, Panggang, Purwosari, Semanu, Tepus, Semanu, Rongkop, Karangmojo, Wonosari, Tanjungsari, Saptosari, Ponjong, Girisubo)
“Untuk itu BMKG Stasiun Klimatologi Sleman mengimbau kepada masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem (hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang) yang berdampak terjadinya longsor, banjir, banjir bandang di wilayah DIY, dan peningkatan gelombang tinggi di perairan selatan DIY,” imbuhnya.