Yogyakarta, seputarjogja.id – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi (BPPTK) merilis laporan pengamatan aktivitas Gunung Merapi periode 8-14 Januari 2021. Berikut datanya.
Berdasarkan keterangan tertulis BPPTKG, guguran lava pijar Merapi teramati sebanyak 128 kali dengan jarak luncur maksimal 900 meter arah barat daya ke hulu Kali Krasak.
“Terjadi dua kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 600 meter ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak,” tulis BPPTKG, dikutip pada Jumat 15 Januari 2021.
Analisis morfologi area puncak Merapi berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 14 Januari terhadap tanggal 7 Januari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan perkembangan kubah lava baru.
“Kubah lava baru yang selanjutnya disebut sebagai kubah lava 2021 berada di sektor barat daya Gunung Merapi di sekitar tebing Lava-1997,” jelas BPPTKG.
Pada tanggal 14 Januari 2021, volume kubah lava terukur sebesar 46.766 meter kubik dengan laju pertumbuhan sekitar 8.500 meter kubik per hari.
Sementara itu, untuk intensitas kegempaan internal pada minggu ini menurun signifikan dibandingkan minggu lalu. Sedangkan gempa RF yang mencerminkan aktivitas guguran lava dari erupsi cenderung tinggi.
“Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 6 sentimeter per hari. Dalam dua minggu ini laju pemendekan jarak menunjukkan penurunan yang signifikan,” imbuh BPPTKG.
Kesimpulan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas Merapi ditetapkan dalam tingkat Siaga (Level III).
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak Merapi.