Berikut Data Aktivitas Gunung Merapi 23-29 Oktober

Yogyakarta, seputarjogja.id – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyampaikan laporan aktivitas Gunung Merapi periode 23-29 Oktober 2020. Berikut keterangan tertulis dari Kepala BPPTKG Hanik Humaida, 30 Oktober 2020.

Berdasarkan hasil pengamatan visual Gunung Merapi, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 500 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada tanggal 28 Oktober 2020 jam 08.10 WIB. Terdengar beberapa kali Guguran dengan jarak luncur yang tidak teramati karena visual dominan berkabut.

Bacaan Lainnya

Analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 30 terhadap tanggal 22 Oktober 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah. Perhitungan Volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan Foto Udara dengan Drone pada tanggal 29 Oktober 2020 sebesar 200.000 m3.

Berdasarkan analisis foto drone tersebut, tidak teramati adanya material magma baru. Lampiran 1ab memperlihatkan analisis morfologi kawah melalui foto dari stasiun Deles3 dan foto drone pada periode ini.

Untuk kegempaan, dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 864 kali gempa Fase Banyak (MP), 10 kali gempa Low Frekuensi (LF), 367 kali gempa Guguran (RF), 286 kali gempa Hembusan (DG) dan 7 kali gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu.

Deformasi, jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.043,795 m hingga 4.044,117 m; dan dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.858,347 m hingga 3.858,639 m. Baseline GPS Klatakan-Plawangan berkisar pada 6.164,06 m hingga 6.164,07 m.

Deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 4 cm/hari.

Hujan dan lahar, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 54 mm/jam selama 50 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 26 Oktober 2020. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di G. Merapi.

Sehingga, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi sehingga status aktivitas ditetapkan dalam tingkat aktivitas Waspada.

Terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik menunjukkan proses pergerakan magma menuju permukaan. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif.

Dengan tingkat aktivitas Gunung Merapi Waspada, kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:

– Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian.

– Masyarakat di sekitar Gunung Merapi agar meningkatkan kewaspadaan.

– Guguran lava dan letusan eksplosif berpotensi menimbulkan hujan abu. Masyarakat di sekitar diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.

– Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

– Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Merapi akan segera ditinjau kembali.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *