seputarjogja.id, Gunungkidul – Desa atau Kalurahan Nglegi berada di Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Desa ini didominasi lahan pertanian dan perkebunan.
Dilatarbelakangi oleh kebutuhan petani akan adanya organisasi yang mewadahi mereka, dan tingginya ketergantungan petani pada tengkulak, maka didirikanlah Kelompok Tani Ngudi Mulyo pada tahun 2007. Kini Ngudi Mulyo dipimpin oleh Pairan.
Salah satu komoditas lokal adalah tanaman kakao. Tanaman kakao sudah mulai dibudidayakan di Nglegi sejak 1997. Pengembangan tanaman kakao bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk kakao dan untuk mendukung peningkatan penghasilan anggota petani kakako di Desa Nglegi dengan memberdayakan perempuan dan pemuda terutama dalam proses pengolahan dan pemasaran.
Budi daya kakao mengedepankan teknik pertanian berkelanjutan. Di mana keberadaan embung sangat bermanfaat untuk menjaga kandungan air di dalam tanah yang penting bagi pohon kakako.
Untuk pemupukan, petani mengolah kotoran hewan ternak seperti sapi dan kambing menjadi pupuk organik yang sangat bagus untuk kesuburan lahan perkebunan kakao.
Memasuki tahun ke-10, para anggota memutuskan untuk mengembangkan biji kakao ke produk olahan. Jika sebelumnya Ngudi Mulyo hanya menjual biji kakao kering sekadarnya saja, maka dimulailah era produksi biji kakao fermentasi dengan standar yang lebih baik.
2 September 2017 adalah hari kelahiran Bingkon sebagai brand berbagai produk olahan cokelat dari Kelompok Tani Ngudi Mulyo. Nama Bingkon diadaptasi dari gabungan kata bahasa Inggris, Bean dan Count yang bermakna jumlah biji kakao dengan standar kualitas tertentu.
Di dalamnya terdapat semangat untuk menghasilkan biji kakao terbaik sesuai standar fermentasi yang selanjutnya menghasilkan produk olahan cokelat yang lezat dan menyehatkan. Dengan semangat untuk terus berinovasi, Bingkon melahirkan produk-produk pilihan antara lain bubuk cokelat, keripik pisang cokelat, dan rengginang cokelat. Selain itu Bingkon juga melayani pesanan untuk produk-produk cokelat batang, brownies cokelat, peyek kacang, dan enting-enting cokelat.
Baca Juga: Sultan HB X Dorong Inovasi-Digitalisasi Sektor Pertanian
Pada tahun 2019 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY memberikan bantuan pembangunan unit pengolahan hasil (UPH) bagi Bingkon, lengkap dengan mesin-mesin pengolahan biji kakao berteknologi tinggi, UPH ini diharapkan mampu makin meningkatkan semangat para anggota kelompok tani dan juga meningkatkan kualitas produk olahan cokelat Bingkon.
Di usia yang ke-6, Bingkon telah mengukir capaian-capaian baik aspek sosial maupun bisnis. Di aspek sosial, selain mampu meningkatkan kesadaran masyarakat desa dalam mengonsumsi pangan sehat lokal, Bingkon juga menjadi sumber penghidupan bagi 15 laki-laki dan 15 perempuan yang bekerja langsung di dalamnya, termasuk 12 pemuda.
Di aspek bisnis, Bingkon telah memiliki legalitas bisnis seperti PIRT, IUMK, NIB, sertifikat halal, dan hak paten. Dalam pemasaran produknya, secara offline, Bingkon bekerja sama dengan jaringan toko oleh-oleh sebanyak 9 outlet. Sedangkan secara online, Bingkon giat berpromosi melalui IG, FB, Shopee dan Tokopedia.
Dengan menjual produk petani langsung ke konsumen, Bingkon memotong rantai suplai dan memaksimalkan profit.
Jaringan Bingkon semakin meluas. Dalam bidang pendidikan, UPH Bingkon sering dijadikan tempat studi banding beberapa akademisi dari Jogja. Bingkon juga tergabung di komunitas Swabina pedesaan tingkat nasional yang berfokus pada pertanian alami.
Bingkon juga memiliki jaringan di lembaga internasional AsiaDHRRA dan nasional Bina Desa.
Ngudi Mulyo mendapatkan program kerja sama dengan Asiadhrra pada tahun 2015-2019 dalam program FFP (Farmer Fighting Property) yang fokusnya di peningkatan kapasaitas. Kemudian kembali mendapatkan program lanjutan FO4A atau Farmer Organization For Asia di tahun 2021-2024.
Selain itu, Bingkon juga bermitra dengan 54 kelompok tani di empat kapanewon di Gunungkidul yang tergabung dalam paguyuban Galih dengan tujuan pemasaran biji kakao satu pintu.
Rencana ke depan, Bingkon memproyeksikan diri untuk mengembangkan produk-produk seperti masker wajah cokelat, lulur cokelat, dan parfum cokelat.
Dengan semangat cokelat lokal berdaya saing global, Bingkon mengayun langkah untuk terus mengembangkan produk-produk olahan cokelat yang semakin berkualitas.
Baca Juga: UGM Kembangkan Get and Go di Bumi Wisata Ngoro-oro Gunungkidul