seputarjogja.id, Kulon Progo – Sejumlah emak-emak yang tergabung dalam komunitas media sosial bernama Jogja Menyapa turun ke jalanan Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka bukan hendak demonstrasi, tetapi membersihkan vandalisme yang marak dijumpai di fasilitas umum setempat.
Aksi sosial yang dimotori oleh Polda DIY bersama dengan komunitas lain seperti relawan serujaka itu dilakukan di sejumlah titik yang mayoritas masuk wilayah Kota Wates, pada Sabtu (26/4/2025) siang. Antara lain pagar eks Teteg Wetan dan Underpass Kemiri, Kelurahan Wates, Watss, Kulon Progo.
Di bawah teriknya sinar mentari, emak-emak dan para peserta lain nampak antusias membersihkan sisa coretan yang mengotori lokasi tersebut. Tak sedikit pula emak-emak yang mengomel karena jengkel dengan aksi vandalisme itu.
Adapun proses pembersihan menggunakan cat putih yang kemudian ditimpal untuk menutup coret-coretan tidak jelas oleh orang tak dikenal. Proses ini berjalan lancar hingga akhirnya seluruh coretan dapat tertutup sempurna.
Founder Komunitas Jogja Menyapa, Tommy Maulana Samudra mengatakan mayoritas anggotanya memang dari kalangan emak-emak yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Oleh sebab itu, komunitas ini dilibatkan dalam upaya pembersihan vandal di Kulon Progo.
“Memang mayoritas anggota komunitas kami ini emak-emak, jadi mungkin mereka bisa memberi edukasi kepada anak-anak mereka ataupun saudara, agar tidak melakulan vandal,” ujar Tommy.
Tommy mengaku senang komunitasnya bisa dilibatkan dalam kegiatan ini. Pihaknya pun berharap kegiatan serupa dapat dilakukan di waktu-waktu mendatang.
“Jelas kami senang bisa ikut membantu kepolisian dalam upaya pembersihan ini,” ucapnya.
Kanit III Propaganda Direktorat Intelkam Polda DIY, AKP Rinto Pamuji mengatakan kegiatan ini digelar untuk memberantas vandal yang belakangan kian marak di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Pelibatan komunitas seperti Jogja Menyapa ditempuh sebagai upaya penyadaran masyarakat bahwa vandal itu mengganggu ketertiban dan merepotkan banyak pihak.
“Kami memang sengaja menggandeng sejumlah komunitas, untuk menangani salah satu aksi kejahatan, yakni vandalisme. Vandal ini banyak ditemui di mayoritas wilayah di Yogyakarta, dan ini sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Rinto mengatakan keterlibatan warga juga dihadapkan mampu menjadi media sosialisasi kepada pelaku vandalisme, yang biasanya masih berusia remaja, dan kurang mendapatkan pengertian dari lingkungan sekitar. Digandengnya komunitas berbasis sosial media, juga tak luput dari harapan, agar aksi ini jadi viral dan diketahui banyak orang.
“Kami harapkan aksi ini jadi viral yang positif. Dengan kegiatan kecil, semoga bisa turut mengendalikan vandalisme di Yogyakarta,” harapnya.