Yogyakarta, seputarjogja.id – Gunung Merapi 15 kali mengeluarkan lava pijar dan 2 awan panas dalam 12 jam. Hal itu berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mulai Kamis (25/2) pukul 18.00 WIB hingga Jumat (26/2) pukul 06.00 WIB.
BPPTKG dalam keterangannya menyebutkan, pada periode pengamatan Kamis (25/2) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi teramati 9 kali mengeluarkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter atau 1,2 kilometer ke arah barat daya.
“Awan panas guguran dengan jarak luncur 1.900 meter mengarah ke barat daya,” tulis BPPTKG, Jumat 26 Februari 2021.
Sementara itu, dalam periode pengamatan Jumat (26/2) pukul 00.00-06.00 WIB, teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 1.500 meter atau 1,5 kilometer mengarah ke barat daya.
“Guguran lava pijar 6 kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk tingkat aktivitas Gunung Merapi sejak 5 November hingga saat ini pada Level III (Siaga).
Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
BPPTKG merekomendasikan masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
“Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi,” imbuh.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.