Ini Pemenang Alternativa Film Awards 2024

Suasana Alternativa Film Awards 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM. Dok. Istimewa 
Suasana Alternativa Film Awards 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM. Dok. Istimewa 

seputarjogja.id, Jogja – Alternativa Film Project mengumumkan pemenang Alternativa Film Awards 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM. Pemenangnya kebanyakan film bergenre drama dan dokumenter.

Selain itu, Alternativa Film Project telah mengumumkan bahwa Amerika Latin akan menjadi wilayah fokus barunya mulai tahun 2025, dengan Alternativa Film Ceremony and Awards ketiga yang akan diselenggarakan pada tahun 2026.

Bacaan Lainnya

Head of Alternativa Film Project, Liza Surganova mengatakan, bahwa Alternativa Film Awards mengakui film-film dengan keunggulan artistik yang juga mengangkat topik-topik sosial dan budaya yang penting. Selain itu yang memiliki ambisi untuk secara positif mempengaruhi kehidupan masyarakat dan komunitas lokal serta untuk melawan ketidakadilan sejalan dengan misi inDrive.

“Alternatif Film Awards memberikan penghargaan kepada para talenta dan judul yang menunjukkan dampak budaya, sosial, dan industri, alih-alih penghargaan tradisional. Bersama-sama, penghargaan ini memperkuat suara dan cerita yang penting, mendorong percakapan yang bermakna melalui sinema,” katanya melalui keterangan tertulis, Minggu (1/12/2024).

Suasana Alternativa Film Awards 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM. Dok. Istimewa 
Suasana Alternativa Film Awards 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM. Dok. Istimewa

Adapun total film yang masuk nominasi ada 25 dengan rincian 13 film berdurasi panjang dan 12 film pendek. Puluhan film itu berasal dari 14 negara Asia dan dalam 20 bahasa yang berbeda.

“Para pemenang dipilih oleh juri internasional independen yang terdiri dari para pembuat film yang bertanggung jawab secara sosial dan para ahli dalam dampak sosial,” ujarnya.

Para juri tersebut adalah, Anand Gandhi (India), Steffi Niederzoll (Jerman), Carol Misorelli (Brasil), Asmara Abigail (Indonesia), Katerina Suvorova (Kazakhstan), Kamila Andini (Indonesia) dan Amir Masoud Soheili (Iran).

“Spotlight awardsnya menyorot film-film yang mengangkat isu-isu sosial yang terabaikan ke perhatian publik, mengungkap kisah-kisah yang mungkin tidak akan terungkap,” ucapnya.

Baca Juga: Jogja Fashion Week Kembali Meriahkan Publik Jogja, 3 Desainer Australia Terlibat

Hasilnya, pemenang Alternativa Film Awards edisi kedua adalah Bird Of A Different Feather/Mikka Bannada Hakki. Film bergenre drama komedi asal India yang disutradarai Manohara K.

Pemenang selanjutnya adalah film berjudul Cu Li Never Cries/Cu Li Không Bao Giờ Khóc. Film bergenre drama asal Vietnam ini disutradarai oleh Pham Ngoc Lan.

Lebih lanjut, pemenang lainnya adalah film berjudul Grand Me. Film bergenre dokumenter asal Iran ini disutradarai oleh Atiye Zare Arandi. Berikutnya adalah film berjudul The Adamant Girl/Kottukkaali yang disutradarai Vinothraj PS, fiim asal India tersebut bergenre drama.

Pemenang selanjutnya adalah film berjudul WASHHH yang disutradarai Mickey Lai. Film asal Malaysia ini memiliki genre drama. Sedangkan terakhir adalah film berjudul A Cleaning Service/Lau Lại Đầu Từ dengan sutradara Nguyen Duy Anh, dan film asala Vietnam ini bergenre dokumenter.

Selain keenam penghargaan ini, Penghargaan Resonansi diberikan kepada film Thailand How to Make Millions Before Grandma Dies (2024, disutradarai oleh Pat Boonnitipat), sebuah film menyentuh hati yang menyelidiki kompleksitas hubungan keluarga, pengorbanan, dan pengejaran kebahagiaan.

“Penghargaan ini merayakan keberhasilan luar biasa dengan penonton, dan meskipun tidak termasuk dalam panggilan terbuka dan tidak memberikan penghargaan uang, pemenang dalam kategori ini akan menerima pelatihan atau program bimbingan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing,” ucapnya.

Kepada pemenang, pihaknya menyediakan total hadiah sebesar $100.000. Rinciannya, $20.000 masing-masing diberikan dalam empat kategori film panjang, dan $10.000 masing-masing untuk dua pemenang dalam kategori Penghargaan Film Pendek.

Liza menambahkan, bahwa film-film ini tidak hanya mendorong batasan ekspresi artistik tetapi juga menyoroti isu-isu sosial yang mendesak, memicu percakapan yang dapat menginspirasi perubahan yang berarti.

“Kami percaya pada potensi penceritaan untuk menyatukan masyarakat dan mengatasi tantangan sistemik, dan Alternativa Film Project adalah cara kami untuk memperjuangkan bakat luar biasa yang mendorong narasi ini maju,” ujarnya.

Pasalnya, Liza bertujuan untuk memberikan visibilitas internasional yang lebih besar kepada para pembuat film yang karyanya berpotensi membawa perubahan sosial. Di maba Liza senang melihat visi itu terbentuk.

“Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat memberdayakan para pembuat film untuk terus menciptakan seni yang beresonansi, mengangkat, dan berdampak pada masyarakat menjadi lebih baik dan melihat ke masa depan, kami bersemangat untuk menyebarkan fokus ini ke Amerika Latin untuk edisi ketiga kami,” ucapnya.

Baca Juga: Audisi Miss Indonesia 2025 Digelar di Jogja

Sementara itu, CEO dan Pendiri inDrive, Arsen Tomsky mengatakan, bahwa merupakan suatu kehormatan besar untuk menyelenggarakan penghargaan dan festival tahun ini di Jogja. Arsen juga mengaku sangat gembira menyambut lebih dari 3.000 penonton untuk menonton film-film hebat ini, dan memperluas dampaknya dalam perayaan seni yang sesungguhnya.

“Kami memiliki tim yang terdiri dari hampir 200 orang, sebagian besar penduduk lokal, yang telah bekerja keras untuk mewujudkan inisiatif luar biasa ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Mas Garin, tuan rumah terhormat kami untuk malam ini dan juga mitra kami melalui GIK,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *