Yogyakarta, seputarjogja.id – Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) KGPAA Paku Alam X mengikuti video konferensi persiapan penyediaan vaksinasi virus Corona atau COVID-19 DIY dari Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (27/11). Hadir mendampingi Sri Paduka yakni Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji, Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie, dan Kepala Dinas Kominfo DIY Rony Primanto Hari.
Inti dari agenda tersebut adalah mendengarkan paparan dari empat menteri sesuai bidang masing-masing yakni Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri BUMN Eric Thohir, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kominfo Johny G Plate.
Pada kesempatan tersebut, Terawan menjelaskan roadmap strategi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tingkat nasional yang terbagi ke dalam tiga tahap yakni persiapan/perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi.
“Tahapan persiapan meliputi survei, pendataan, peningkatan kapasitas SDM, hingga perumusan anggaran. Untuk pelaksanaannya termasuk distribusi, pelayanan vaksinasi, dan operasional sistem informasi. Di samping itu, untuk tahapan akhirnya adalah pencatatan, pemantauan pra, survei cakupan, hingga cost effective analysis,” kata Terawan, seperti dalam siaran pers Humas Pemda DIY, dikutip Minggu, 29 November 2020.
Terawan juga menambahkan telah dilakukan pula survei mengenai status penerimaan vaksin COVID-19.
“Hasilnya menunjukkan 64,8% masyarakat menerima vaksin; 7,6% menolak; serta 27,6% menyatakan tidak tahu. Survei kesediaan juga dilakukan menurut agama dan keyakinan masyarakat,” imbuhnya.
Adapun cakupan survei kesediaan tersebut dilakukan pada responden dari seluruh provinsi di Indonesia.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie, mengatakan bahwa untuk DIY sendiri pada mulanya akan diberikan kuota tahap pertama sebanyak 2,2 juta vaksin.
“Ini tapi harus dipahami, bahwa ini data yang belum fiks, data terus berjalan, artinya bisa semakin banyak atau berkurang. Tergantung kriteria, jumlah penduduk yang 18-59 tahun, tidak memiliki komorbid, tidak pernah terpapar COVID-19, dan tidak sedang menderita penyakit infeksi,” kata Pembajun seusai agenda video konferensi.
Pembajun mengatakan bahwa terkait target realisasi vaksin tersebut belum dapat diprediksi.
Pembajun melanjutkan bahwa dengan adanya vaksin, bukan berarti penerapan protokol kesehatan lantas diabaikan. “Setelah vaksinasi itu juga tidak bisa kita kembali seperti dulu lagi, harus tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ujarnya.
Terkait dengan peruntukkan vaksin itu sendiri, Pembajun menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu juknis dari pusat.
“Informasi yang kita dapatkan sementara adalah satu orang itu dua vaksin, diberikan dengan periode tertentu. Dengan adanya juknis itu, kita akan melaksanakan sesuai dengan prosedurnya,” ujarnya.
“Harapannya sekarang bisa dilaksanakan simulasi misalnya lebih ke arah bagaimana delivery vaksin tersebut, bagaimana caranya, siapa yang harus mengamankan, siapa yang harus melaksanakan atau vaksinatornya, lalu institusinya, teknis telah divaksin bagaimana,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo DIY Rony Primanto Hari menuturkan bahwa sejauh ini, Pemda DIY menunggu datangnya vaksin.
“Tapi kita persiapan saja, seperti sosialisasi dan sebagainya. Sebab saat ini, pemahaman soal vaksinasi itu sendiri masih kurang. Jadi perlu diadakan edukasi terkait dengan vaksin,” kata Rony.
Rony berujar bahwa Kementerian Kominfo akan menyiapkan basis data supaya tidak ada penyalahgunaan vaksin. “Agar vaksin dapat menyebar merata sesuai dengan peruntukannya,” ujar Rony.