Kreativitas Milenial Harus Mampu Taklukkan Era Metaverse

dok. website Pemda DIY
dok. website Pemda DIY

seputarjogja.id, Sleman – Penggunaan mobile crane pada wahana Ngopi in the Sky yang dihentikan oleh Pemda DIY turut menjadi perhatian Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno. Pada acara diskusi “Netes Business Incubation: Pengembangan SDM dan Peluang Percepatan Ekonomi Era Metaverse”, DIY, Jumat (14/1) di Cafe Netes, Sleman, Sandiaga yang didampingi Kadispar DIY Singgih Raharjo mendukung langkah tegas tersebut.

Destinasi wisata tersebut memang sempat viral karena sangat unik dan masih baru dengan ide yang segar. Wahana ini menawarkan pada pengunjung untuk menikmati kopi dan hidangan lain dari ketinggian dengan menaiki gondola yang digantung menggunakan mobile crane. Namun, Pemda DIY menghentikan sementara karena alasan keamanan dan belum adanya izin operasional.

“Hasil dari penelaahan sementara yang dilakukan oleh tim K3, masih perlu ada perbaikan dan kami sangat mendukung penuh agar mereka mengutamakan keselamatan dan juga sertifikasi CHSE. Setelah mereka memenuhi aspek keamanan dan keselamatan, tentu juga dalam bingkai CHSE terintegrasi dengan PeduliLindungi,” ujar Sandiaga, dikutip dari website Pemda DIY dikutip Senin 17 Januari 2022.

Namun menurut Menteri Sandiaga, dirinya menaruh perhatian pada wahana tersebut dan mengaku cukup terkesan dengan kreativitas pengelolanya. Memang menurutnya, DIY tidak pernah kehilangan ide kreatif. Hal inilah yang sangat dia nantikan untuk mampu lahir dari para pelaku pariwisata lainnya. Kreatif dan inovatif, tetapi tanpa mengabaikan faktor keselamatan.

“Kami tentu akan berkoordinasi, memberikan fasilitas. Dan mudah-mudahan jika ini semua terpenuhi, maka bisa beroperasi,” ujar Sandiaga.

Selain menyinggung mengenai hal terebut, Sandiaga juga mengajak generasi muda, terutama generasi millenial juga generasi Z untuk meningkatkan kompetensi sehingga mampu mengambil peluang di era metaverse yang penuh akan peluang-peluang baru dalam percepatan ekonomi khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kami baru saja mengadakan diskusi dengan teman-teman generasi millenial, generasi Z membahas tentang metaverse yang kami yakini sebagai peluang yang bisa kita gunakan untuk kebangkitan ekonomi dan membuka peluang kerja,” kata Sandiaga.

Metaverse adalah sebuah dunia virtual di mana pengguna dapat berbelanja, bersosialisasi, mengambil bagian dalam kegiatan, berdagang, rekreasi, dan belajar di dalamnya. Melalui metaverse, pengusaha dapat membuka peluang tanpa batas untuk meraih banyak keuntungan dengan cara yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. Bagi para pelaku di bidang industri kreatif, khususnya digital, desain, dan game, hal ini akan menjadi lahan yang terbuka lebar untuk meraih banyak peluang.

Melihat sumber daya manusia di Indonesia yang di dominasi usia produktif, maka era metaverse dapat menjadi wadah serta peluang percepatan ekonomi.

“Sebanyak 23 juta lapangan kerja mungkin tergantikan, tapi ada 46 juta lapangan kerja baru terutama yang berkaitan dengan artificial intelligence, blockchains dengan virtual reality dan augmented reality, serta inovasi-inovasi lainnya,” kata Sandiaga.

“Ini adalah awal kebangkitan, kita harus bergerak secara tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu agar apa yang diinginkan oleh teman-teman milenial ini mereka menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” lanjutnya.

Ia berharap ruang-ruang diskusi seperti ini dapat terus dihadirkan sehingga bisa menjadi ruang diskusi dan kreasi yang penuh inovasi dan kreativitas. Untuk itu, berangkat dari DIY dengan kreativitasnya yang tanpa batas, sang menteri berharap metaverse dapat berjalan berdampingan dengan industri pariwisata dan kreatif lainnya. Mengingat DIY yang tidak pernah kehabisan ide, Sandiaga optimis bahwa bukan hal mustahil menjadikan dunia pariwisata dan ekonomi kreatif di DIY maju pesat pada era metaverse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *