Kubah Lava 2021 Merapi Tumbuh 48,9 Ribu Kubik/Hari

Awan panas guguran Gunung Merapi, Rabu (20/1/2021). (dok. BPPTKG)
Awan panas guguran Gunung Merapi, Rabu (20/1/2021). (dok. BPPTKG)

Yogyakarta, seputarjogja.id – Volume kubah lava 2021 di tebing barat daya Gunung Merapi terukur sebesar 295 ribu m3 (kubik) pada tanggal 11 Februari 2021. Laju pertumbuhan kubah lava 2021 sebesar 48,9 ribu kubik per hari.

Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi tanggal 5-11 Februari 2021, hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG),
secara visual cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari. Sedangkan siang hingga malam hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 50 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada tanggal 9 Februari 2021 pukul 05.35 WIB.

Bacaan Lainnya

“Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 11 Februari terhadap tanggal 4 Februari 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran. Pada tanggal 11 Februari 2021 volume kubah lava 2021 di tebing barat daya terukur sebesar 295.000 m3 dengan laju pertumbuhan sebesar 48.900 m3/hari,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam siaran pers, Senin 15 Februari 2021.

Kegempaan Gunung Merapi dalam minggu ini tercatat 22 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 193 kali gempa Fase Banyak (MP), 775 kali gempa Guguran (RF), 10 kali gempa Hembusan (DG) dan 13 kali gempa Tektonik (TT).

“Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu,” ujarnya.

Sementara itu, deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.

Hujan dan lahar pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 92 mm/jam selama 60 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 5 Februari 2021. Tidak dilaporkan terjadi lahar atau penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali
dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.

Kemudian masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

“Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dr puncak Gunung Merapi,” jelasnya.

Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *