La Nina di DIY, Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi

dok. BMKG
dok. BMKG

seputarjogja.id, Yogyakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada fenomena La Nina yang bisa berdampak potensi bencana hidrometeorologi. Khusus wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini telah memasuki musim penghujan dengan kondisi curah hujan di atas normal.

“Antisipasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi La Nina pada musim hujan 2021/2022 di DIY. Pada saat ini seluruh wilayah DIY telah memasuki musim penghujan, kondisi curah hujan selama periode dasarian I November 2021 pada umumnya dalam kategori di atas normalnya atau rata-ratanya,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Sleman BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas dalam siaran pers, Selasa 16 November 2021.

Bacaan Lainnya

Dijelaskannya, berdasarkan pantauan indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) hingga dasarian I November 2021 menunjukkan kategori La Nina lemah-sedang (-0.99). Fenomena La Nina diprakirakan berlangsung hingga periode April-Mei-Juni 2022

Pengaruh La Nina di wilayah DIY berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan di atas normalnya atau rata-ratanya. Pada bulan November La Nina dapat memicu peningkatan curah hujan hingga 60% dibandingkan kondisi normalnya atau rata-ratanya, di mana curah hujan umumnya mencapai 300-500 mm dalam 1 bulan (kategori tinggi-sangat tinggi).

Sedangkan pada periode musim hujan Desember-Januari-Februari La Nina dapat memicu peningkatan curah hujan dalam kisaran 20-60% dibandingkan normalnya atau rata-ratanya, di mana curah hujan selama musim penghujan (Desember-Januari-Februari) umumnya mencapai 300-500 mm dalam 1 bulan (kategori tinggi-sangat tinggi).

“Perlu diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi di puncak musim hujan, di mana puncak musim hujan wilayah DI Yogyakarta diprakirakan terjadi pada bulan Januari 2022,” jelas Reni.

Pihaknya pun mengimbau kepada para pemangku kepentingan, diharapkan dapat sedini mungkin mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah DIY, seperti banjir, sungai meluap hingga tanah longsor. Lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir, dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.

Masyarakat juga diimbau terus memperbarui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial info BMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *