seputarjogja.id, Sleman – Badan Informasi Geospasial (BIG) menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan Lokakarya Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI2013). Dalam acara itu, dipaparkan berbagai manfaat penggunaan sistem tersebut.
Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) M Aris Marfai menjelaskan pemanfaatan data spasial disebut memiliki banyak manfaat, terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
Data spasial juga bisa dipergunakan untuk perencanaan tata ruang, baik untuk tata ruang provinsi, kawasan, maupun rencana tata ruang yang lebih kecil.
“Data ini juga mendukung program prioritas presiden, seperti ketahanan pangan, air, dan energi, yang membutuhkan data lokasi dari basis data geospasial,” jelasnya di sela Lokakarya SRGI2013 di UGM, Selasa (5/11/2024).
Melalui pemetaan, diterangkan Aris, data spasial yang dimiliki pengambil kebijakan bisa digunakan untuk menentukan distribusi bantuan secara tepat sasaran. Misalnya, distribusi bantuan sosial atau bantuan bencana ke lokasi yang membutuhkan presisi lokasi yang detail.
“Data sosialnya akan diintegrasikan dengan data spasial untuk memastikan bantuan lebih tepat sasaran. Dengan demikian akan lebih efisien dan tepat sasaran. Data spasial dapat digunakan untuk identifikasi potensi bencana, perencanaan evakuasi, dan pengelolaan logistik,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof Selo menjelaskan sistem tersebut akan memaksimalkan pemetaan geospasial di berbagai wilayah. Di DIY, pemetaan data lokasi dengan jenis pangan dan pertanian sudah dilakukan di Kulon Progo.
Lokakarya ini menekankan pemahaman dan penggunaan SRGI2013 sebagai standar koordinat data geospasial di seluruh wilayah Indonesia yang terintegrasi, termasuk data darat dan laut. Data bisa dimanfaatkan dalam memaksimalkan potensi pangan Indonesia.
“Kulon Progo sudah empat tahun berjalan. Dengan peta kita bisa lihat detail lahan milik siapa, ada informasi lahan cocok untuk pangan apa,” ungkapnya.
“Sangat spesifik dan kalau dibuat luas, tentu informasi berapa lahan kita punya untuk padi, palawija dan sebagainya menjadi akurat. Cadangan pangan kita berapa bisa diketahui dengan adanya peta Geospasial,” imbuhnya.