Pameran Furnitur Internasional di Jogja, Ini Jadwal dan Lokasinya

dok. Istimewa
dok. Istimewa

seputarjogja.id, Jogja – Pameran Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia (JIFFINA) 2025 kembali digelar Maret mendatang. Tantangan besar dihadapi pameran industri furnitur ini, yakni kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah.

Mengusung tema IT’S NOW & FOREVER THE ECO LIFESTYLE PRODUCTS IMPROVING THE GLOBAL MARKET, pameran ini akan berlangsung pada tanggal 8-11 Maret 2025 di Jogja Expo Center (JEC), Bantul.

Bacaan Lainnya

Akibat kebijakan efisiensi anggaran dari Presiden Prabowo Subianto, pemeran tersebut urung didukung tiga kementerian di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.

“Stand-stand kementerian yang biasanya ada, sekarang ditiadakan, dianggap tidak penting pameran-pameran yang (industri furniture dan kerajinan) digelar,” papar Wakil Ketua Organizing Committee Jiffina 2025 Endro Wardoyo, Selasa (25/2/2025).

Endro yang juga Ketua Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) DIY itu mencontohkah, di Jiffina 2025 Kementerian Pariwisata (kemenpar), Kementerian Koperasi (kemenkop), hingga Kementerian Perindustrian (kemenperin) batal ikut serta dalam ajang tahunan itu.

Menurtnya, alasan tidak ikutnya tiga kementerian itu akibat efisiensi anggaran, dana yang dimiliki kementerian dialihkan untuk program Makan Bergizi Gratis dan program Danantara.

Endro mengatakan Kemenperin yang awalnya ikut pameran seluas 600 meter persegi akhirnya batal. Kondisi serupa juga terjadi pada pembatalan keikutsertaan Kemenkop dan Kemenpar dalam pameran tersebut.

“Belum lagi provinsi dan kota juga dilakukan pengetatan porsi [anggaran], kalau kemarin [tahun lalu keikutsertaan] 100 persen, sekarang tinggal 60 persen,” paparnya.

Kondisi ini, dikhawatirkan Endro akan berdampak besar pada industri furniture dan kerajinan di tingkat daerah. UMKM yang belum mandiri yang biasanya difasilitasi pemerintah pun otomatis urung ikut serta dalam pameran.

“Saya tidak tahu apakah kebijakan (efisiensi anggaran) ini dampaknya sudah dipikirkan atau tidak,” terang Endro.

Terlepas dari permasalahan itu, Endro optimis Jiffina sebagai pemegang lisensi pameran internasional di Indonesia mampu mendatangkan buyer dan peserta pameran sesuai target. Hal ini penting untuk menghidupkan perekonomian DIY maupun Indonesia lewat furniture dan kerajinan.

“Kita konsentrasi ke negara-negara middle east yang tengah berkembang dan Asia,” ungkapnya.

Direktur Jiffina, Yuli Sugianto mengatakan meski bertarung dengan kebijakan efisiensi anggaran, Jiffina yang akan diikuti 300 peserta se-Jawa dan Bali diharapkan memberikan dampak positif. Segmen yang disasar akan lebih luas secara internasional.

“Kita targetkan 5.000 buyer dalam pameran nanti,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *