Yogyakarta, seputarjogja.id – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta mulai melayani donor plasma konvalesen bagi penyintas Covid-19. PMI Kota Yogya sudah melakukan donor plasma ini sejak 18 Januari 2021 lalu.
“Kami memiliki satu alat yang bisa dipakai untuk donor plasma konvalesen,” kata Manager Kualitas UTD PMI Kota Yogya Naila Amalia dalam siaran pers Humas Pemkot Yogya, Rabu (27/1), seperti dikutip pada Kamis 28 Januari 2021.
Calon pendonor plasma konvalesen, lanjutnya, adalah mereka yang mempunyai riwayat terkonfirmasi Covid-19 dengan tes usap RT PCR dan sudah dinyatakan sembuh dengan hasil RT PCR satu kali pemeriksaan usap dengan hasil RT PCR negatif.
“Saat ini masih menggencarkan upaya pendonoran plasma konvalesen untuk perang melawan Covid-19,” ujarnya.
Bagi calon pendonor, diutamakan adalah laki-laki yang memiliki berat badan minimal 55 kilogram. Naila berharap para penyintas Covid-19 dapat membantu sesama dengan menyumbangkan plasmanya.
“Diutamakan calon pendonor adalah laki-laki berusia 18-60 tahun dengan berat badan minimal 55 kilogram, jika perempuan belum pernah hamil atau melahirkan,” katanya.
Naila menyampaikan setiap calon pendonor plasma konvalesen yang telah mengisi formulir daring akan dihubungi untuk pengambilan sampel pemeriksaan antibodi dan anamnesis atau bisa datang langsung ke PMI Kota Yogyakarta mulai pukul 09.00-19.00 WIB.
“Selanjutnya, kami akan membuat jadwal sesuai kesepakatan kapan donor bisa dilakukan,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi sangat mengapresiasi PMI Kota Yogya telah memiliki alat tersebut.
Menurutnya semakin banyak masyarakat yang memberi perhatian dan tahu tentang donor plasma konvalesen, diharapkan semakin banyak penyintas Covid-19 yang bersedia menjadi pendonor.
“Kami akan melakukan edukasi kepada masyarakat terkait donor plasma konvalesen ini,” kata Heroe.
Metode penyembuhan ini pun, lanjutnya, diharapkan bisa menumbuhkan semangat bagi para penyintas.
“Bisa menjadi pendonor tentu juga bisa memberikan arti lebih bagi para penyintas, karena meskipun pernah terkena Covid-19, mereka masih bisa berkontribusi atau berbuat baik untuk orang lain,” imbuh Heroe.