Yogyakarta, seputarjogja.id – Proses proyek jalan tol Yogya-Bawen terus bergulir. Terkini, proyek yang masuk ke dalam rangakaian Proyek Strategis Nasional (PSN) itu memasuki tahapan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Yogyakarta–Bawen.
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menyaksikan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Yogyakarta–Bawen, di Borobudur, Jawa Tengah, Jumat (13/11). Penandatanganan ini juga disaksikan langsung oleh Menteri PUPR-RI, Basuki Hadimuljono.
Basuki mengungkapkan, pembangunan Tol Yogyakarta–Bawen masuk dalam PSN. Tol yang direncanakan akan memiliki panjang 71 Km ini masuk dalam rangkaian tol Trans Jawa yang akan melintasi Ambarawa, Pringsurat, Mungkid, Magelang dan Sleman.
Melalui penandatanganan perjanjian mengenai proyek tol ini, akan membuka akses yang memperlancar terintegrasinya wilayah Yogya, Solo dan Semarang atau biasa disebut Joglosemar. Dengan begitu, kemudahan akses akan memperlebar kesempatan bagi daerah-daerah tersebut lebih mengembangkan potensinya.
“Melalui penandatanganan ini saya sangat bersyukur karena sekali lagi Joglosemar akan menjadi kawasan yang sudah terbuka satu sama lain. Tol ini menghubungkan dan memanfaatkan infrastruktur yang sudah kita bangun di lima tahun yang lalu dan akan kita teruskan dengan pengembangan infrastruktur yang lain,” ungkap Basuki, dalam siaran pers Humas Pemda DIY, seperti dikutip pada Sabtu, 14 November 2020.
Tol ini sebenarnya tidak hanya meningkatkan potensi kawasan Joglosemar saja. Namun menurut Basuki, bisa menyentuh pengembangan potensi Karimun Jawa. Kemudahan akses inilah yang diharapkan bisa mendukung proses pembangunan yang merata di wilayah DIY dan Jawa Tengah.
Selain itu, Basuki menjelaskan, kawasan Borobudur juga menjadi salah satu alasan dibalik pembangunan tol ini. Setiap wisatawan yang hendak ke Borobudur, diharapkan bisa melewati daerah-daerah seperti DIY yang memiliki potensi bagus. Sehingga, tidak hanya Borobudur saja yang disinggahi, tapi juga daerah yang dilewati saat menuju ke destinasi ini.
Kawasan Borobudur sendiri menurut Basuki telah mendapatkan perhatian serius dari Presiden Jokowi. Bahkan desain pembangunan kawasan tersebut disentuh langsung oleh Presiden. Harapannya agar Borobudur menjadi kawasan yang eksklusif bagi semua orang, bukan hanya bagi orang-orang tertentu.
“Tol ini juga dimaksudkan untuk melihat Borobudur lebih jelas tanpa kita sentuh bangunan candi itu sendiri. Tujuannya untuk menyampaikan bahwa Borobudur layak untuk dikunjungi sebagai kawasan wisata maupun edukasi,” ujar Basuki.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Prof. Danang Parikesit, menjelaskan pelelangan jalan tol ini dimulai setahun lalu dan dimenangkan oleh PT Jasa Marga, PT Adhi Karya, dan PT Waskita Karya dengan nilai proyek sekitar Rp 14,2 triliun.
Perjanjian yang ditandatangani adalah perjanjian antara Kepala BPJT dan Direktur Utama PT Jasa Marga, penandatanganan perjanjian penjaminan antara PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia dan PT Jasa Marga, serta penandatanganan perjanjian Regres antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
Sementara itu, Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, saat ditemui di Gedhong Bale Woro, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, mengungkapkan penandatanganan ini perlu disaksikan oleh Gubernur DIY dan Gubernur Jateng karena berada di lokasi kedua daerah. Bagaimanapun, proyek yang sudah tertunda karena pandemi ini harus segera terlaksana.
Selanjutnya pihaknya menyatakan telah mendapatkan rancangan yang pasti untuk eksekusi tol terebut hingga ke bagian yang paling detail. Jalur yang diambil telah diupayakan tidak menabrak bangunan vital.
Disinggung mengenai ganti untung untuk warga yang tanahnya terkena pembebasan lahan, Aji mengungkapkan akan melakukan pembahasan lebih lanjut dengan BPN. Dirinya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY untuk membahas mengenai sosialisasi yang diperlukan.