Rekor Tercipta di MotoGP Mandalika, Begini Kesan Dokter Tomo Menonton Langsung di Sirkuit

dok. MGPA
dok. MGPA

seputarjogja.id, Jogja – Balap motor MotoGP Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 di Pertamina Mandalika International Circuit, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah selesai digelar, Minggu 5 Oktober 2025. Fermín Aldeguer pebalap muda asal Spanyol dari BK8 Gresini Racing MotoGP keluar sebagai pemenang.

Sejumlah rekor tercipta dalam edisi MotoGP Mandalika tahun ini. Di antaranya Fermín Aldeguer yang meraih kemenangan pertamanya di kelas utama pada usia 20 tahun 183 hari, menjadikannya pemenang termuda kedua dalam sejarah MotoGP. Ia hanya terpaut 120 hari dari rekor legendaris Marc Márquez yang dicetak pada 2013 di Grand Prix Amerika Serikat, dikutip dari situs resmi Mandalika GP Association.

Baca Juga: Komitmen Dewanto P Siregar Bawa Muaythai Indonesia ke Level Dunia Lewat Asosiasi World Muaythai Indonesia (AWMI)

Event balap motor kelas dunia ini juga mencatatkan tonggak baru sebagai edisi terbaik sejak pertama kali diselenggarakan di Mandalika, dikutip dari situs resmi Kemenpora RI. Total 140.324 penonton hadir langsung di Sirkuit Mandalika, NTB. Rekor jumlah penonton ini meningkat signifikan dari tahun ke tahun: 102.929 orang pada 2023, 121.252 orang pada 2024, dan menembus 140.324 orang pada 2025, atau tumbuh sebesar 36,3 persen dalam tiga tahun terakhir.

dok. Istimewa
dok. Istimewa

Dokter Tomo, yang sehari-hari bertugas sebagai dokter di RSA UGM, menjadi salah satu dari ratusan ribu pecinta balap motor yang hadir langsung menonton MotoGP di Sirkuit Mandalika. Dokter Tomo turut menjadi saksi sejarah sejumlah rekor tercipta.

Ahli bedah ini ternyata memiliki kecintaan mendalam terhadap dunia motorsport. Dokter Tomo pun larut dalam hiruk pikuk suara deru mesin kecepatan tinggi di Sirkuit Mandalika yang memacu adrenalin. Ia juga sempat berfoto bersama Marc Marquez, pebalap Ducati Lenovo.

“Tentu rasanya sangat berbeda,” ujar Dokter Tomo.

“Di rumah sakit, setiap detik adalah krusial untuk keputusan medis dan menyelamatkan nyawa. Di sini, di Mandalika, adrenalinnya sama-sama terpacu, tetapi ini murni apresiasi terhadap olahraga, teknologi, dan keberanian para pembalap. Ini semacam ‘detoks’ yang sangat saya butuhkan,” lanjutnya.

​Dokter Tomo mengaku bahwa ia telah lama menjadi penggemar balapan, dan memiliki kesempatan untuk melihat langsung atmosfer sirkuit yang spektakuler merupakan pengalaman yang tak ternilai. Ia memuji pembangunan Sirkuit Mandalika yang telah membawa event kelas dunia ke Indonesia.

Baca Juga: Jogja Volkswagen Festival 2025 Bakal Tampil Beda, Ini Jadwalnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *