Volume Kubah Lava Gunung Merapi Berkurang 82 Ribu Kubik

dok. BPPTKG
dok. BPPTKG
google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Yogyakarta, seputarjogja.id Gunung Merapi memasuki masa erupsi 2021 sejak tanggal 4 Januari lalu. Erupsi Merapi ini disebut erupsi efusif yaitu erupsi dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran lava, dan awanpanas guguran.

Dalam siaran pers, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyampaikan, pada tanggal 27 Januari 2021 terjadi 52 kali awan panas guguran yang meluncur ke arah barat daya yaitu di hulu Kali Krasak dan Boyong. Hingga saat ini, awan panas guguran telah terjadi sebanyak 96 kali dengan jarak luncur terjauh 3,5 kilometer.

Bacaan Lainnya
google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0

BPPTKG terus memantau aktivitas pertumbuhan kubah lava 2021 yang saat ini berada di Lava 1997. Volume kubah lava mencapai 157.000 m3 (meter kubik) pada tanggal 25 Januari 2021. Pada tanggal 28 Januari 2021, volume kubah lava menurun menjadi sebesar 62.000 m3 atau berkurang sebanyak 82.000 m3 akibat aktivitas guguran dan awan panas.

Pasca kejadian awan panas tanggal 27 Januari 2021, laju pertumbuhan kubah lava 2021 tercatat sebesar 4.000-5.000 m3/hari. Laju pertumbuhan kubah lava ini relatif kecil dibandingkan kecepatan pertumbuhan kubah lava rata-rata Gunung Merapi yaitu sebesar 20.000 m3/hari.

Berdasarkan hasil pemantauan kubah lava 2021 ini, BPPTKG menyatakan belum terjadi perubahan ancaman bahaya. Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Letusan eksplosif juga masih berpotensi terjadi dengan ancaman bahaya berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi.

google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Pos terkait

google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0