Yogya Terasa Sumuk, Begini Penjelasan BMKG

dok. Staklim BMKG Yogyakarta
dok. Staklim BMKG Yogyakarta
google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Yogyakarta, seputarjogja.id – Cuaca di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terasa sumuk atau panas dalam beberapa hari terakhir ini. Berikut ini penjelasan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Suhu tinggi yang terjadi di DIY terasa panas disebabkan faktor meteorologis,” bunyi keterangan tertulis Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, seperti dikutip pada Senin, 9 November 2020.

Bacaan Lainnya
google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0

BMKG menjelaskan, equinox atau posisi matahari saat berada di atas lintang nol derajat (garis khatulistiwa) sudah berlangsung pada tanggal 23 September 2020. Namun saat equinox terjadi tersebut, suhu di Yogyakarta dan sekitarnya belum meningkat.

“Ini disebabkan karena posisi matahari masih di utara Jawa (sudut datang sinar matahari masih miring), sementara Yogyakarta berada di lintang sekitar 8 derajat,” paparnya.

Sementara pada bulan November, posisi matahari berada di belahan bumi selatan sehingga Jawa menerima intensitas radiasi matahari lebih tinggi dibandingkan saat equinox.

Faktor meteorologinya lain adalah kondisi cuaca cerah. Saat tidak ada awan (sedikit tutupan awan) maka praktis hampir tidak ada yang menghalangi sinar matahari masuk ke bumi.

“Ini menyebabkan suhu bumi cepat tinggi dan terasa panas terik. Kondisi ini signifikan dirasakan di Yogya akibat pengaruh urban heat island,” terang BMKG.

google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Pos terkait

google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0