Karst Gunungkidul, Penjelasan dan Status UNESCO Global Geopark

Bentang Karst. Foto: Dok. Laman UGM
Bentang Karst. Foto: Dok. Laman UGM
google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0

seputarjogja.id, Jogja – Bentang Karst Gunungkidul dikukuhkan menjadi Gunung Sewu UNESCO Global Geopark dalam simposium di Totton City, Jepang, 19 September 2015.

Apa itu karst dan geopark?

Bacaan Lainnya
google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Karst

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemendikbud online, diakses Jumat (25/11/2022), karst adalah daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga air di permukaan tanah selalu merembes dan menghilang ke dalam tanah (permukaan tanah selalu gundul karena kurang vegetasi).

Geopark

Dilansir kominfo.go.id, diakses Jumat (25/11/2022), geopark adalah sebuah wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi, termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya yang menyatu di dalamnya, yang dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi dan pengembangan ekonomi lokal.

Setelah sebelumnya ada dua taman bumi (geopark) Indonesia, yakni Batur dan Gunung Sewu yang mendapat predikat taman bumi global UNESCO (UNESCO Global Geopark) pada 2016, pada April 2018 ada dua taman bumi Indonesia yang kembali mendapat predikat yang sama dari UNESCO, yaitu Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Ciletuh di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Rinjani dan Ciletuh diakui bersama dengan sebelas taman bumi lainnya yang tersebar di Amerika Utara, Afrika, Eropa dan Asia. Dengan demikian, di Asia Tenggara, dari total enam UNESCO Global Geopark, empat di antaranya ada di tanah air. Indonesia juga memiliki tujuh kawasan Geopark Nasional, serta terdapat lebih kurang 80 kawasan yang menjadi kandidat Geopark Nasional pada 2025.

Dikutip dari laman UNESCO, UNESCO Global Geopark adalah sebuah wilayah geografis di mana situs dan lanskap yang menjadi aset geologis internasional dikelola dengan konsep konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat secara terpadu. Dengan konsep ini, sebuah taman bumi yang mendapat pengakuan UNESCO akan dikembangkan dengan pendekatan konservasi dan pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan komunitas lokal.

Saat ini, ada 140 taman bumi yang masuk dalam jejaring UNESCO. Taman-taman tersebut berada di 38 negara, empat di antaranya berada di Indonesia. Keanggotaan UNESCO Global Geopark dibatasi hanya empat tahun dan akan dilakukan peninjauan setelahnya.

Gunung Sewu

Dilansir gln.kemdikbud.go.id, diakses Jumat (25/11/2022), kawasan Gunung Sewu merupakan daerah perbukitan yang terletak antara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Pacitan, Jawa Timur. Nama Gunung Sewu diambil dari kawasan yang berbukit-bukit.

Secara etimologi, bukit dimaknai sebagai gunung, dan sewu (bahasa Jawa) artinya seribu, sehingga menjadi Bukit Seribu atau Gunung Sewu, sesuai dengan karakteristik kawasannya yang disusun oleh perbukitan. Diperkirakan di kawasan Gunung Sewu berjumlah sekitar 40.000 bukit.

Batuan yang menyusun kawasan Gunung Sewu adalah batu gamping. Hal itu terjadi secara alami yang berlangsung jutaan tahun lalu sehingga menghasilkan bentang alam karst.

Topografi karst di Gunung Sewu berupa hamparan bukit-bukit berbentuk sinusoid yang sangat luas. Di antara bukit-bukit tersebut terdapat lekuk-lekuk topografi dengan ukurannya yang beragam.

Air hujan dapat mengisi lekukan yang dasarnya ditutupi oleh lapisan tanah yang kedap air, membentuk telaga, sebagian bersifat musiman, dan hanya beberapa yang tetap berair sepanjang tahun.

Kawasan Gunung Sewu mencakup tiga segmen. Segmen bagian barat masuk dalam wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bagian tengah dimiliki oleh Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dan segmen bagian timur masuk dalam wilayah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Diabadikan dalam Perangko

Gunung Sewu UNESCO Global Geopark diabadikan dalam perangko edisi Gunung Sewu UNESCO Global Geopark di Bangsal Sewoko Projo Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, pada tanggal 27 Mei 2021.

Menghadiri acara Peringatan Hari Jadi ke-190 Kabupaten Gunungkidul, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meluncurkan perangko.

Peluncuran perangko, beserta dengan Carik Kenangan (souvenir sheet) dan Sampul Hari Pertama, merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan tentang Geopark Gunung Sewu, khususnya akan keberadaan dan fungsi karst.

Perangko yang diluncurkan terdiri dari tiga desain, yaitu:

1. Gua Jomblang Gunung Sewu, dengan nilai nominal Rp 3.000

Perangko Karst Gunungkidul. Foto: dok. laman jogjaprov

Gua Jomblang merupakan salah satu dari seratus gua di Gunung Sewu yang terkenal karena keunikan serta keindahan yang tidak terbantahkan. Gua ini terletak di Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Gua Jomblang merupakan gua vertikal yang bertipe collapse doline yang terbentuk akibat proses geologi amblasnya tanah beserta vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun yang lalu. Sampai saat ini situs tersebut masih hidup serta menjadi hutan purba. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran dengan luas mulut gua sekitar 50m persegi. Keunikan dari gua ini adalah adanya sungai bawah tanah, yang masih satu sistem dengan Kalisuci, mengalir dengan deras. Sinar matahari yang menerobos masuk dari Luweng Grubug setinggi 90m membentuk satu tiang cahaya, menyinari flowstone yang indah serta kedalaman gua yang gulita. Air yang mengalir dari ketinggian turut mempercantik pemandangan di gua ini.

2. Conical Hill Gunung Sewu dengan nilai nominal Rp 3.000

Perangko Karst Gunungkidul. Foto: dok. laman jogjaprov

Pulau Jawa bagian selatan memiliki bentang alam karst yang bercirikan tropik yang khas dan unik di dunia. Kawasan karst yang membentang dari bagian selatan Gunungkidul, Pacitan dan Wonogiri inilah yang disebut sebagai karst Gunung Sewu (Conical Hill Gunung Sewu). Karst Gunung Sewu merupakan asset bertaraf internasional berdasarkan tipologi karst (holokarst-tropik) dan kelas karst (kelas i,ii). Selain karena keunikan adanya lembah purba, sungai bawah tanah, gua dan potensi sumber daya flora dan faunanya, kawasan Gunungkidul Sewu juga terkenal dengan panorama dan landskap formasi sekitar 40.000 bukit kerucut atau conical hill yang sangat eksotik.

Gunung bagus yang terletak di Kalurahan Giring, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul, DIY, merupakan salah satu spot terbaik untuk menikmati hamparan landskap karst Gunung Sewu. Formasi ratusan bukit kerucut yang ditanami pohon jati dan palawija pada musim hujan bak permadani hijau raksasa yang sangat mengagumkan dan memanjakan mata.

3. Gua Song Gilap Gunung Sewu dengan nilai nominal Rp 3.000

Perangko Karst Gunungkidul. Foto: dok. laman jogjaprov

Gua Song Gilap terletak di Padukuhan Klumprit, Kalurahan Kenteng, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gua horizontal ini memiliki keunikan dengan adanya sumber air, flora dan fauna khas serta istana ornamen batuan karst dalam berbagai bentuk serta stalaktit dan stalakmit yang indah. Gua ini dikembangkan sebagai sumber air dan obyek wisata minat khusus.

Lebih lanjut, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta juga menyampaikan pesan mengenai tema Hari Jadi ke-190 Kabupaten Gunungkidul. Ada dua pesan, salah satunya adalah:

Geopark Gunung Sewu perlu diperhatikan kelestariannya melalui geo-konservasi dan dimanfaatkan sebagai geo-tourism yang memuat fungsi konservasi, edukasi dan ekonomi.

Demikian penjelasan mengenai Bentang Karst Gunungkidul, semoga menambah wawasan pembaca.

google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Pos terkait

google.com, pub-8209664515471129, DIRECT, f08c47fec0942fa0