Gunung Merapi dalam Sepekan: 10 Kali Awan Panas Guguran

Gunung Merapi, 2 Maret 2021 pukul 05.11 WIB (dok. BPPTKG)
Gunung Merapi, 2 Maret 2021 pukul 05.11 WIB (dok. BPPTKG)

Yogyakarta, seputarjogja.id – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merilis laporan aktivitas Gunung Merapi periode 26 Februari-4 Maret 2021. Dalam sepekan, Gunung Merapi teramati 10 kali meluncurkan awan panas guguran.

“Awan panas guguran terjadi sebanyak 10 kali dengan estimasi jarak luncur maksimal 1.900 meter ke arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 60 mm dan durasi 171 detik,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam siaran pers, Jumat (5/3), dikutip pada Minggu 7 Maret 2021.

Bacaan Lainnya

Volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 711.000 m3 dengan laju pertumbuhan 13.900 m3/hari. Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 5 Maret terhadap tanggal 1 Maret 2021 menunjukkan adanya perubahan ketinggian kubah. Ketinggian kubah di tengah kawah terukur 45 meter.

Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 10 kali awan panas guguran (AP), 1 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 4 kali gempa Fase Banyak (MP), 1.135 kali gempa Guguran (RF), 71 kali gempa Hembusan (DG) dan 3 kali gempa Tektonik (TT).

“Secara umum kegempaan internal pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu, sedangkan gempa di permukaan seperti gempa guguran dan awan panas guguran meningkat,” jelasnya.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga (Level III).

Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Merapi.

BPPTKG merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.

“Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” ujar Hanik.

Selain itu, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gununf Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan. Kemudian pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.

“Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi  yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *